Pages

Penyebab-Penyebab Atau Faktor-Faktor Risiko Untuk Emphysema



  • Penyebab utama dari emphysema adalah merokok, yang mengaktifkan sel-sel yang meradang dalam paru. Peradangan ini menyebabkan; 1) pembengkakan didalam bronchioles, dan 2) aktivasi dari enzim-enzim yang disebut proteases yang menyerang dan merusak jaringan paru (struktur-struktur dinding alveoli).
  • Ada kecenderungan genetik pada emphysema. Kondisi yang relatif jarang yang dikenal sebagai kekurangan alpha 1-antitrypsin adalah kekurangan genetik dari kimia yang melindungi paru dari kerusakan oleh proteases.
  • Emphysema adalah juga komponen dari penuaan (aging). Ketika paru-paru menua, sifat-sifat elastisnya berkurang, dan tegangan-tegangan yang berkembang dapat berakibat pada area-area yang kecil dari emphysema.
Penyebab-penyebab yang kurang umum lain dari emphysema termasuk:
  • Penggunaan obat intravena dimana beberapa dari additive-additive yang bukan obat seperti tajin jagung dapat beracun pada jaringan paru
  • Kekurangan-Kekurangan imun dimana infeksi-infeksi seperti Pneumocystis jiroveci dapat menyebabkan perubahan-perubahan peradangan dalam paru
  • Penyakit-penyakit jaringan penghubung (Ehlers-Danlos Syndrome, Marfan syndrome) dimana jaringan elastis yang abnormal dalam tubuh dapat menyebabkan kegagalan alveoli
Di negara-negara belum berkembang, penyebab umum dari emphysema adalah polusi udara dalam rumah. Pada populasi-populasi ini, adalah sangat umum untuk mempunyai kompor-kompor dalam rumah di dapurnya. Asap dari memasak berakibat pada kerusakan paru-paru.

Gejala-Gejala Emphysema

Emphysema adalah penyakit yang progresif yang biasanya memanifestasikan dirinya pada pasien-pasien setelah berumur 50 tahun. Emphysema adalah subtipe dari chronic obstructive pulmonary disease (COPD di Amerika, COLD di Inggris). Kebanyakan pasien-pasien, kecuali pada mereka yang penyakitnya berakibat dari kekurangan genetik (kekurangan alpha-1 antitrypsin), mempunyai beragam manifestasi-manifestasi dari komponen-komponen dari COPD yang berbeda yang termasuk:
  • bronchitis kronis,
  • asma,
  • emphysema, dan
  • bronchiectasis (pelebaran yang permanen dari bronchi).
Setiap dari subtipe-subtipe mempunyai gejala-gejala yang karakteristik; mereka yang terutama berkaitan dengan emphysema adalah sesak napas dan mencuit-cuit (wheezing). Pada awalnya sesak napas terjadi dengan aktivitas; ketika waktu berjalan dan penyakitnya berlanjut, episode-episode dari dyspnea terjadi lebih sering yang akhirnya terjadi pada saat istirahat.
sumber:http://www.totalkesehatananda.com/emphysema2.html

EMPHYSEMA

        Paru-paru adalah sepasang organ dalam dada yang terutama bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara udara yang kita napas dan darah.
Paru terdiri dari tandan-tandan dari kantong-kantong udara yang kecil (alveoli) yang dipisahkan oleh dinding-dinding atau selaput-selaput tipis yang elastis. Kapiler-kapiler, pembuluh-pembuluh darah yang paling kecil sekali, menyebar dalam dinding-dinding ini diantara alveoli dan mengizinkan darah dan udara untuk menyentuh satu sama lainnya. Jarak antara udara di paru-paru dan darah dalam kapiler-kapiler adalah sangat kecil, dan mengizinkan molekul-molekul dari oksigen dan karbon dioksida untuk dipindahkan melalui selaput-selaput (membranes).
Udara mencapai alveoli via bronchial tree. Trachea bercabang kedalam bronchi kanan dan kiri, yang bercabang lebih jauh kedalam bronchioles dan akhirnya berujung pada kantong-kantong udara alveoli.
Ketika kita menarik napas, udara memasuki paru dan alveoli mengembang. Oksigen dipindahkan pada molekul-molekul hemoglobin dalam sel-sel darah merah untuk diangkut keseluruh tubuh untuk digunakan. Ketika oksigen melekat pada sel darah merah, karbon dioksida, produk sisa dari metabolisme, terlepas dan menyeberang kedalam alveoli untuk dihembuskan keluar. Ketika kita mengeluarkan napas, alveoli diremas oleh elastisitas dalam dinding-dinding mereka dan udara didesak keluar dari paru-paru.

Definisi Emphysema

Emphysema adalah penyakit paru yang berjangka panjang dan progresif dan terjadi ketika dinding-dinding alveoli rusak/hancur bersama dengan pembuluh-pembuluh darah kapiler yang mengalir didalamnya. Ini mengurangi total area didalam paru dimana darah dan udara dapat bersentuhan, membatasi potensi untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Pada emphysema yang dini, ada peradangan dari saluran-saluran udara kecil atau bronchioles yang berhubungan yang membatasi jumlah udara yang dapat mengalir ke alveoli. Pada emphysema yang lebih parah, ada juga kehilangan elastisitas pada dinding-dinding aveoli yang masih belum hancur. Ketika pasien menghembuskan napas, alveoli dan saluran-saluran udara kecil mengempis (collapse). Ini membuat udara lebih sulit untuk keluar dari paru-paru dan membuat udara baru bahkan lebih sulit untuk masuk.
Ketika lebih banyak paru yang rusak dan paru tidak dapat memelihara konsentrasi-konsentrasi oksigen dalam aliran darah, tubuh mengkompensasinya dengan secara berangsur-angsur meningkatkan kecepatan bernapas. Setelah sesaat, bahkan hyperventilation (hyper=lebih banyak + ventilation=bernapas) tidak dapat memelihara tingkat-tingkat oksigen yang memadai, dan arteri-arteri dalam paru mulai mengerut atau menyempit. Jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah kedalam pembuluh-pembuluh darah yang menyempit ini, menyebabkan tekanan darah dalam arteri-arteri paru meningkat (pulmonary hypertension). Dari waktu ke waktu, kebutuhan kerja ekstra menyebabkan otot jantung membesar (hypertrophy) dan dapat menyebabkan gagal jantung.
sumber:http://www.totalkesehatananda.com/emphysema1.html

Hubungan Rokok dan TBC

Banyak orang, terutama perokok, bakal menyangkal keras perselingkuhan antara rokok dan TBC. Percayalah, sudah banyak fakta mengungkapkan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko TBC.
http://septiaayu.files.wordpress.com/2010/11/asma.jpg

Fakta berbicara, tembakau merupakan penyebab kematian lima terbesar di dunia. Satu di antara 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia disebabkan kebiasaan merokok (sekitar 5 juta kematian tiap tahun). Bila pola merokok ini terus berlanjut, sampai tahun 2020 diperkirakan akan ada 10 juta kematian.

Setidaknya kini lebih dari 1 miliar orang termasuk pemakai tembakau aktif (70 persen di antaranya berada di negara berpenghasilan rendah) di mana setengahnya akhirnya meninggal oleh tembakau. Tak heran, dalam 50 tahun ke depan diperkirakan 450 juta orang akan meninggal karena tembakau.

Selain itu, tembakau -sebutan lain rokok- merupakan faktor risiko keempat timbulnya semua jenis penyakit di dunia. Pemakaian tembakau merupakan penyebab utama kematian pada penyakit berat seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, aneurisma aorta, penyakit jantung koroner, kanker kandung kemih, kanker saluran pernapasan bagian atas, dan kanker pankreas.

Hasil survei tahun 2006 menyebutkan, di Indonesia jumlah seluruh perokok tak kurang dari 160 juta orang (hampir 70 persen dari populasi) dan sekitar 22,6 persen dari 3.320 kematian disebabkan penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok.

Kenyataan lain memperlihatkan kondisi memprihatinkan, lebih dari 45 juta anak (usia 0-14 tahun) tinggal bersama perokok. Padahal, anak-anak yang kerap terpapar asap rokok akan mengalami pertumbuhan paru yang kurang normal dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan serta penyakit asma.



Terbukti Berhubungan

Lalu, benarkah TBC berselingkuh dengan perokok? Jawabannya, tidak selalu benar, meski kecenderungannya ternyata cukup tinggi. Hal itu dibuktikan oleh beberapa penelitian, di antaranya seperti yang dilakukan Hsien-Ho Lin dan timnya dari Harvard School of Public Health, Amerika Serikat.

Lin menyatakan bukti hubungan antara kebiasaan merokok, perokok pasif, dan polusi udara di dalam ruangan dari kayu bakar dan batu bara terhadap risiko infeksi, penyakit, dan kematian akibat TBC. Dari sekitar 100 orang yang diteliti, ditemukan yang merokok tembakau dan menderita TBC sebanyak 33 orang, perokok pasif dan menderita TBC 5 orang, dan yang terkena polusi udara dan menderita TBC 5 orang.

Penelitian lain dilakukan di Afrika Selatan menunjukkan kaitan antara perokok pasif dan meningkatnya risiko infeksi Mycobacterium tuberculosis pada anak yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

Dr. Saskia den Boon dari KNCV Tuberculosis Foundation di Belanda menulis hasil penelitian mereka dalam jurnal Pediatric edisi April 2007. Ia mengungkapkan tuberkulosis dan merokok merupakan dua masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Kaitan perokok pasif dan infeksi TBC pada anak menjadikannya bahan pemikiran yang sangat penting, mengingat tingginya prevalensi merokok dan tuberkulosis di negara berkembang.

Di India, merokok diperkirakan mampu membunuh hampir satu juta warganya di usia produktifnya pada 2010. Penelitian itu juga menunjukkan, kebiasaan tersebut menjadi penyebab utama kematian pada penderita TBC, penyakit saluran pernapasan, dan jantung.

Di Indonesia, sejauh ini memang belum ada penelitian resmi yang mengungkapkan "perselingkuhan" antara rokok dan TBC, tetapi fakta di lapangan dapat memberikan gambaran bahwa hubungan itu memang ada. Setidaknya prevalensi penderita TBC yang berobat di pusat pengobatan TBC RS Persahabatan yang punya kebiasaan merokok lebih besar dibandingkan yang tidak.

Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K). DTM&H, MARS, dari Departemen Kesehatan meyakini bahwa merokok terkait dengan kejadian TBC.



Rusak Pertahanan Paru

Studi pada pekerja perkebunan di California, AS, menemukan hubungan bermakna antara prevalensi reaktivitas tes tuberkulin dan kebiasaan merokok. Pada bekas perokok, hubungan ini lebih kuat daripada mereka yang masih merokok. Data lain menunjukkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan tuberkulosis aktif, hasilnya hanya bermakna pada mereka yang telah merokok lebih dari 20 tahun.

Di AS, para perokok yang telah merokok 20 tahun atau lebih ternyata 2,6 kali lebih sering menderita TBC daripada yang tidak merokok. Kebiasaan merokok meningkatkan mortalitas akibat TBC sebesar 2,8 kali.

Angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan rasio mortalitas pada penyakit jantung iskemik (1,6 kali) dan penyakit serebrovaskular (1,5 kali), walaupun memang jauh lebih rendah dari rasio mortalitas akibat kanker paru, yang 15 kali lebih sering pada perokok dibandingkan bukan perokok.

Kaitan ini bisa dijelaskan bahwa dengan racun yang dibawanya, rokok merusak mekanisme pertahanan paru-paru. Bulu getar dan alat lain dalam paru-paru yang berfungsi menahan infeksi rusak akibat asap rokok.

Asap rokok meningkatkan tahanan pelan napas (airway resistance). Akibatnya, pembuluh darah di paru mudah bocor. Juga merusak sel pemakan bakteri pengganggu dan menurunkan respon terhadap antigen, sehingga bila benda asing masuk ke dalam paru-paru, tidak ada pendeteksinya.

Berdasarkan hasil penelitian maupun survei, sebenarnya sudah cukup bukti "perselingkuhan" rokok dan TBC. Meski bagi perokok dan sebagian orang fakta ini tak berarti apa pun, cobalah lebih peduli dengan orang terdekat Anda. Mungkin selama ini mereka yang sebenarnya menjadi korban "perselingkuhan" itu.

Sumber : http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed|0|0|5|4438

Kandungan dalam sebatang rokok

Zat apa saja yang terdapat dalam sebatang rokok? Nikotin merupakan zat utama yang terdapat pada rokok. Namun, lebih dari 700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh perusahaan rokok untuk menambah kenikmatan merokok. Beberapa bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik rokok besar biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk membuang bahan-bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut.

Perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.
Selain itu, asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan menganduk 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup oleh mereka.
                 Berikut beberapa kandungan racun dan bahan kimia yg ada dalam sebatang rokok :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6SKIWURrDGp2ZEi9VhaBP6Zg-AAZSiQojdTyjKHmJmsDxCqAWC7aL_EU7C45sz8IkZRyM7N0nLkWDzPNIAXPjXmIvZI3WPxaAtu8YZxDPO70H7e1WTSgf2IPJ74ouzYdF7yF0Zoj9jUE/s1600/rokok.jpg

1. ASAM ASETIK
Pembersih lantai mengandung asam asetik, rokok juga tak mau kalah.

2. SODIUM HIDROKSIDA
Yang pernah menggunakan penghilang bulu ketek / kaki yg murahan niscaya didera panas dan perih. Dalam obat ini terkandung sodium hidroksida, zat ini tertanam pula dalam rokok.

3. NAPTALIN
Bola-bola pewangi pakaian mengandung zat beracun naptsalin, rokok juga.

4. FORMALIN
Bahan ini biasa digunakan untuk mengawetkan kodok, kupu-kupu, jenis serangga hingga untuk mengawetkan jenazah. Formalin ada dalam rokok.

5. GERANIOL
Geraniol adalah zat aktif dalam pestisida. Zat mematikan ini juga ada dalam rokok.

6. ASETANISOL
Parfum mengandung zat kimia asetanisol. Dimana lagi zat ini ada???? ya dalam rokok.

7. TOLUENE
Bensin bermanfaat untuk menjalankan mobil. manusia tidak minum bensin sebab bensin jelas beracun. Salah satu zatnya bernama toluene, yang juga terdapat dalam dinamit, didalam rokok juga ada.

8. HIDROGEN SIANIDA
Racun tikus dapat membunuh karena ada kandungan hidrogen sianida, rokok mengandung bahan ini juga.

9. ASETON
Aseton kita kenal sebagai cairan penghilang kuteks, zat kimia berbahaya ini juga terdapat dalam rokok.

10. HIDROSIN
Persamaan pesawat bermesin roket dan rokok adalah sama-sama mengandung hidrosin. Pada roket hidrosin terkandung dalam bahan bakarnya.

11. CINNAMALDEHYDE
Mengapa anjing dan kucing tidak merokok??? sebab rokok mengandung cinnamaldehyde, bahan yg ada diracun anjing dan kucing.

12. KADMIUM
Baterai berguna untuk menjalankan berbagai jenis mainan. Tapi Anda bisa bergerak tanpa baterai. Kadmium adalah zat beracun yg terdapat dalam baterai, juga bersemayam dalam rokok.

13. POLONIUM-210
Seorang bekas mata-mata Rusia membunuh dengan cara langka, yaitu menggunakan isotop radio aktif polonium-210, zat ini juga terdapat dalam rokok.

14. UREA
Urea zat yg terdapat dalam air seni, yg berguna untuk tinta, cat, pupuk dan banyak lagi, urea juga terdapat dalam rokok.

15. METANOL
Metanol zat yg bisa digunakan sebagai bahan bakar, terdapat pada rokok.

Itu diatas sebagian bahan kimia yang sudah diketahui terdapat dalam sebatang rokok.
sumber:dari berbagai sumber

Apakah Merokok Bisa Membuat Pria Impoten? Apa Buktinya?

Penyakit impotensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan melemahnya jaringan erektil pada penis pria untuk melakukan ereksi pada saat berhubungan seksual. Pada dasarnya, penyakit impotensi ini disebabkan karena melemahnya kemampuan ereksi yang disebabkan oleh gangguan pada saraf pusat.
Salah satunya penyebab gangguan saraf pusat ini disebabkan karena kandungan zat beracun yang terdapat pada asap rokok. Perlu Anda tahu, bahwa kandungan nikotin di dalam asap rokok itu dapat memicu melemahnya sel saraf pusat. Sel saraf yang terganggu akan kehilangan kemampuannya untuk menghantarkan stimulus, termasuk saat melakukan hubungan seksual.
Bahaya merokok dapat menurunkan kualitas kerja organ tubuh serta memicu timbulnya berbagai penyakit. Kandungan gas beracun dari asap rokok yang terangkut oleh sel darah akan tertinggal dan menetap pada jaringan tubuh manusia. Dalam kurun waktu yang lama, timbunan gas beracun ini bisa memicu terjadinya kanker pada jaringan tubuh. Jika gas beracun ini terangkut sampai ke otak, maka akan berakibat buruk bagi perkembangan otak dan mengacaukan sistem hormonal (putuitari merupakan bagian otak yang memproduksi stimulan hormon bagi pertumbuhan tubuh).
Menurunnya produksi hormon oleh kelenjar putuitari akan mengacaukan semua pengaturan yang ada di dalam tubuh. Terutama yang dipengaruhi oleh kerja hormon. Misalnya, penurunan hormon pada testis akan menyebabkan timbulnya penyakit impotensi pada pria. Pria yang mengidap penyakit ini disebut pria impoten.
Bukti yang menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit impoten yaitu terus bertambahnya korban pria impoten dari kalangan pria yang gemar mengkonsumsi rokok. Meskipun telah dilakukan upaya pemberian filter pada batang rokok, namun korban pria impoten tetap saja bertambah dari tahun ke tahun. Kondisi ini memicu berkembangnya pengobatan-pengobatan alternatif untuk menyembuhkan penyakit impotensi serta banyaknya obat kuat pria yang beredar di pasaran.
Mengingat korban dari bahaya merokok yang semakin bertambah ini, maka sebaiknya kita menghentikan kebiasaan merokok demi menjaga kesehatan. Kandungan zat-zat beracun dalam asap rokok terlalu berbahaya jika masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi pada tubuh dalam jumlah yang banyak.
sumber:http://pusatmedis.com/apakah-merokok-bisa-membuat-pria-impoten-apa-buktinya_669.htm

Manfaat Olahraga bagi Para Perokok

manfaat olahraga bagi perokokOlahraga baik untuk setiap orang baik yang suka mengkonsumsi rokok ataupun tidak. Olahraga untuk para perokok berat sangatlah dianjurkan karena dengan berolahraga secara rutin maka perokok dapat mengurangi resiko terserang kanker paru-paru dan penyakit berbahaya lain. Semakin banyak berolahraga semakin berkurang resikonya namun alangkah baiknya jika orang tersebut dapat berhenti merokok. Orang yang berhenti merokok dan melakukan olahraga secara aktif maka orang tersebut akan memiliki resiko kecil terserang kanker paru-paru.
Olahraga bagi perokok ini juga dapat meningkatkan ketahanan tubuh perokok terhadap berbagai dampak buruk yang disebabkan rokok, terutama dampak yang berupa penyakit-penyakit berbahaya. Meskipun tidak semua racun dari rokok dapat dinetralkan oleh tubuh perokok namun dengan olahraga racun yang dinetralkan akan lebih banyak sehingga tubuh akan lebih tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh rokok. Penyakit ini antara lain kanker paru-paru, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan, gangguan janin dan lain-lain.
Menjaga kesehatan sangatlah penting bagi manusia termasuk bagi para pecandu rokok. Namun para pecandu rokok biasanya beranggapan tidak ada gunanya berolahraga karena mereka telah kecanduan rokok, tubuh mereka telah tercemar dengan zat-zat berbahaya yang dapat membunuh mereka kapan saja. Padahal anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah. Perokok memang hampir setiap hari memasukkan zat berbahaya dalam tubuhnya, namun sebisa mungkin tubuh mereka juga berusaha menetralkan racun yang masuk sehingga racun dapat diminimalisir. Dengan berolahraga terbukti berbagai racun yang masuk lebih dapat dinetralisir. Sehingga para pecandu rokok seharusnya juga dapat mengimbanginya dengan olahraga yang cukup agar tubuh mereka tetap mampu melawan zat berbahaya yang ada pada rokok.
Daya tahan tubuh perokok aktif dengan orang yang tidak merokok memanglah berbeda. Perokok lebih rentan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang organ-organ bagian dalam tubuhnya terutama organ pernapasan. Organ pernapasanlah yang selalu digunakan sebagai saluran lewatnya asap rokok sehingga zat-zat berbahaya dari rokok lebih banyak masuk disana.
Jadi bagi Anda yang merupakan seorang perokok aktif, hendaknya menjaga kesehatan Anda dengan tetap berolahraga secara teratur agar racun yang terkandung dalam rokok dapat diminimalisir. Olahraga dapat mengurangi kecanduan Anda terhadap rokok. Dengan olahraga Anda juga dapar mengurangi resiko penyakit kanker paru-paru yang disebabkan oleh rokok.
sumber:http://pusatmedis.com/manfaat-olahraga-bagi-para-perokok_772.htm

Efek Merokok Bagi Kulit Anda

Penyakit jantung, paru paru, kanker, pneumonia, dan bronkitis hanyalah beberapa dari efek merokok. Secara fisik penyakit ini tidak akan terlihat jelas. Sebaiknya Anda tidak meremehkan peringatan akan bahaya merokok bila Anda adalah seorang wanita.
Merokok dapat menyebabakan penuaan dini. Percaya atau tidak orang yang merokok memiliki wajah yang terlihat lima belas atau dua puluh tahun lebih tua bila dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Bila Anda merokok pada umur dua puluh tahun dan berpikir itu semua hanya omong kosong maka di saat Anda berumur 30 tahun Anda akan menyadari kesalahan terbesar Anda.
Usia 30 merupakan saat di mana tanda-tanda penuaan, muncul namun bagi Anda yang merokok Anda akan terlihat seperti berumur empat atau lima puluh tahun. Gerakan mulut yang selalu menghisap batang dan mata yang selalu menyipit saat Anda menghembuskan asap akan membuat otot di sekitar mulut dan mata bekerja ekstra keras. Kontraksi yang terus menerus dapat menyebabkan mulut menjadi kering, munculnya garis-garis halus dan kerutan di sekitar mata.
Asap rokok dapat menyebabkan kulit kusam. Ini bisa terjadi pada kulit yang sering terkena asap rokok sehingga kulit menjadi kering dan mudah kusam. Kulit kusam akibat asap rokok dapat terjadi pada perokok aktif maupun pasif.
Asap rokok dapat menyebabkan radikal bebas yang tentunya juga sangat berbahaya bagi kulit Anda. Merokok dapat mengurangi produksi vitamin A yang berfungsi untuk melindungi kulit. Kulit menjadi lebih rentan terhadap alergi dan serangan radikal bebas.
Rokok juga dapat menyebabkan kolagen dalam kulit Anda berkurang. Pencegahan penuaan dini bergantung pada pembaharuan sel-sel dan kolagen yang dihasilkan kulit. Kolagen membuat kulit Anda menjadi mulus, kencang dan awet muda. Anda jelas tidak mengharapkan ini saat Anda harus berjuang melawan tanda-tanda penuaan dini. Salah satu efek merokok adalah terbatasnya aliran darah yang melalui pembuluh darah. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk kulit. Kulit kusam dan rusak pun tidak dapat dihindari.
Merokok juga dapat mengurangi produksi vitamin C yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel baru. Warna kulit juga akan menjadi memudar dan kusam. Produk anti aging semahal apapun tidak akan berhasil bila Anda tidak berhenti merokok. Efek merokok bagi wanita sangat merugikan. Masih banyak lagi penyakit seperti penyakit kanker payudara dan lupus yang mengintai perokok aktif. Ada baiknya Anda berhenti merokok sebelum terlambat karena penyesalan tidak pernah datang di depan melainkan akhir.
sumber:http://pusatmedis.com/efek-merokok-bagi-kulit-anda_657.htm

Mengapa Nikotin Berbahaya?

Nikotin bisa jadi adalah jenis zat dalam rokok yang paling populer dalam mengakibatkan gangguan kesehatan. Apakah nikotin? Nikotin merupakan senyawa alkaloid (zat yang berbahan dasar atom nitrogen) yang terdapat pada akar dan daun tembakau. Nikotin pada tembakau berkisar 0,6 hingga 3% berat tembakau. Di alam, nikotin dalam tumbuhan berfungsi untuk mengusir serangga atau bisa dikatan nikotin merupakan insektisida alami.
Zat dalam rokok ini masuk ke dalam tubuh melalui asap rokok, dan akan langsung tesebar hampir ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Nikotin yang terbawa melalui peredaran darah hanya membutuhkan waktu 7 detik untuk sampai ke organ jantung. Bahaya nikotin dapat meningkatkan resiko serangan jantung.
Zat racun ini mampu membuat pembuluh arteri mengeras, serta menimbulkan penumpukan lemak di saluran arteri pada jantung, akibatnya darah tidak terpompa secara baik melalui jantung. Gangguan ini memicu terjadinya serangan jantung pada perokok. Ditambah lagi zat ini secara cepat akan meningkatkan denyut jantung segera setelah ia masuk ke dalam tubuh, maka terjadilah gangguan pada organ ini, antara lain aritmia atau gangguan irama jantung.
Sementara pada paru-paru, nikotin berpotensi besar menimbulkan gangguan bahkan kerusakan sel yang memicu terjadinya kanker paru. Kanker paru merupakan penyakit kanker yang paling banyak diderita oleh manusia, dengan jumlah 12,7% dari semua penderita kanker. Selain itu zat dalam rokok ini juga beresiko terhadap gangguan fungsi paru yang memicu munculnya penyakit emfisema, bronkitis, tuberkolosis, dan infeksi paru.
Selain itu, bahaya nikotin yang masuk ke dalam tubuh secara cepat akan mempengaruhi kondisi aliran darah. Dalam waktu singkat zat ini akan meningkatan tekanan darah seseorang. Harvard Medical School pada tahun 2005 mengemukakan bahwa nikotin dapat memicu efek berantai, yaitu merangsang sistem syaraf pusat yang kemudian mendorong tubuh untuk melepaskan hormon apinefrin atau adrenalin. Kemudian hal ini menimbulkan efek beragam, salah satunya adalah peningkatan tekanan darah yang pada tahap selanjutnya akan membuat seseorang menderita hipertensi. Tak hanya hipetensi, nikotin juga menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai cikal bakal terjadinya penyakit diabetes. Hipertensi dan diabetes merupakan dua jenis penyakit yang sering mengakibatkan stroke pada perokok.
Tak hanya sakit di dalam, nikotin juga membuat penampilan kulit tubuh seseorang menjadi sangat buruk. Zat ini bersifat diuretik, yaitu senyawa yang mendorong tubuh mengeluarkan cairan dari dalam tubuh, terutama melalui urin. Sifat inilah yang membuat kulit perokok menjadi kering dan berkeriput. Selain itu bahaya nikotin juga membuat kulit kekurangan vitamin A dan kolagen, akibatnya kulit menjadi kusam, kasar, berkerut, dan tidak elastis.
sumber:http://pusatmedis.com/mengapa-nikotin-berbahaya_658.htm

MANFAAT DAUN TEMBAKAU


g_tembakau12Daun tembakau yang sering diidentikan dengan rokok, dimana para pakar kesehatan sepakat akan bahayanya terhadap kesehatan manusia. Bahkan MUI berencana mengeluarkan fatwa haram terhadap daun ini. Sehingga meresahkan para petani tembakau. Tetapi ternyata di tangan seorang peneliti bioteknologi, daun tembakau dapat dimanfaatkan bagi kesehatan. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi semua pihak.Berikut ini, rangkuman hasil wawancara kami dengan Dr. Arief B.Witarto , peneliti Bioteknologi LIPI,melalui telepon dalam siaran IPTEK VOICE yang ditayangkan oleh RRI Pro2 FM frekuensi 105.0 FM, Kamis, 18 September, pukul 08.30-09.00.
Arief menjelaskan hal ihwal ketertarikannya meneliti daun tembakau. Di bidang kedokteran itu ada produk-produk farmasi yang sekarang ini banyak digunakan yaitu obat maupun vaksin yang berbentuk protein. Dalam kegiatan penelitian ini saya mencoba hal yang baru yaitu menggunakan tanaman sebagai media produksinya.
lipi-tembakau3Arief melanjutkan, kenapa saya memilih tanaman di Indonesia, saya melihat Indonesia adalah negara tropis dan mudah-mudahan negara agraris. Sehingga kalau disinergikan dengan pertanian ini lebih cocok, dari sudut ilmiah itu juga ada pemaparan bahwa dengan menggunakan tanaman biaya produksi lebih murah per sepuluh hingga per seratus. Kemudian ada syarat untuk tanaman apa yang cocok, jadi disini ada tanamannya harus tanaman yang budidaya yang dalam waktu singkat bisa panen. Syarat kedua adalah tanaman harus punya produksi bio massa apakah itu umbi atau daunnya lebih besar sehingga efisien. Nah, yang ketiga saya kira sadar sekarang dengan adanya bio energi ini, itu sebaiknya bukan tanaman pangan.
“Jadi ini sebenarnya bukan tanaman tembakau seperti yang ada di pertanian yang bisa langsung dipakai karena ini produksi teknologi. Seperti kalau kita produksi dengan mikroba itu pertama adalah DNA yang mengkode dari protein, karena ini produknya kan protein yang jadi obat tadi itu maka harus kita sisipkan ke dalam tembakau itu. Jadi dengan demikian nanti tembakaunya akan memproduksi protein yang dikode dengan DNA itu. Jadi setelah itu konsepnya sama dengan kita memproduksi dengan cara yang biasa. Kalau disini tanamannya kita tanam lalu nanti dari daunnya kita ekstrak kita dapatkan proteinnya yang murni dan sudah bebas dari zat berbahaya yang ada di daun tembakau seperti nikotin,”sambung Arief.
Penelitian saya dengan pihak Jerman, Arief menjelaskan, selama ini varietas tembakau yang banyak digunakan di luar negeri adalah varietas seperti Havana. Ini varietas stop-smoking-357-7152891tembakau yang digunakan untuk cerutu, tapi di luar itu saya juga mencoba dengan varietas lokal. Jadi saya sudah kumpulkan hampir 20 jenis varietas lokal sepetri dari Temanggung dan lain sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan, varietas lokal itu tingkat produktifitasnya lebih tinggi ternyata. Jadi pertama tingkat produksi proteinnya 2 hingga 3 kali lipat. Kemudian tingkat bio massa artinya ketika kita menanam tembakau berat daun total yang dihasilkan 2 hingga 3 kali lipat. Sehingga totalnya 4 hingga 6 kali lebih tinggi jika gunakan tembakau lokal dibanding tembakau untuk cerutu.
“Jadi saya berharap,ini sebagai alternatif dari banyak petani yang khawatir dengan fatwa itu (MUI), saya sendiri merasa senang, karena sebenarnya ketika memulai penelitian ini saya tidak memikir sampai ke arah sana, karena waktu itu belum ada, jadi mungkin ini efek sosialnya,”simpul Arief.
Sumber : Situs KRT 18 September 2008

Meracik Obat dari Daun Tembakau

                        http://www.google.com/images?q=tbn:ANd9GcS9jXr73tQlhwtm7Hacb7Q3CZJskTpq8Ut5Q_AJ84E6JROtpdidM7W7fgBangga sekali petani tembakau dalam sebuah iklan rokok yang sering ditayangkan stasiun televisi. Petani itu selalu bilang kepada orang-orang bahwa ladangnya menghasilkan tembakau kualitas bermutu khusus untuk rokok tertentu itu. Tapi petani itu akan lebih bangga jika ia mengatakan, “Inilah tembakau kelas satu, bukan untuk rokok atau cerutu, tapi untuk pabrik obat dan vaksin.”
Ya, daun-daun tembakau sebagai penghasil protein bahan baku obat, antibodi, dan antivirus. Bukan mustahil. Kini berkat bioteknologi, dapat dihasilkan biofarmasetik–produk farmasi berbentuk protein–dengan menggunakan tanaman tembakau contohnya. Teknik ini lebih dikenal sebagai pertanian molekuler (molecular farming).
Inilah yang kini dilakukan peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Jawa Barat, bekerja sama dengan peneliti Fraunhofer Institute for Environmental Chemistry and Ecotoxicology dari Jerman. Senin (7/3) lalu di Jakarta, surat kesepakatan kerja sama itu ditandatangani Kepala LIPI Prof Dr Umar Anggara Jenie, Vice President Fraunhofer Institute Dr Alfred Grossner, dan Drs Gunawan Pranoto, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk.
Kerja sama itu dua tahap. Tiga tahun pertama sejak 2004, antara LIPI dan Fraunhofer mengembangkan tembakau transgenik, penanaman, sampai pemurnian proteinnya dalam skala produksi massal. Tahap kedua, kerja sama LIPI dan BPPT dengan PT Kimia Farma Tbk., Fraunhofer, serta industri farmasi Jerman Bayer atau Medartis, untuk menghasilkan obat-obatan yang sangat dibutuhkan Indonesia.
Tim peneliti LIPI dipimpin Dr Arief Budi Witarto yang mengepalai Kelompok Penelitian Rekayasa Protein. Adapun tim Fraunhofer dipimpin Dr Stefan Schillberg. Fraunhofer Institute yang berpusat di Schmallenberg merupakan salah satu pusat riset unggulan di dunia untuk teknologi pertanian molekuler.
Ada tiga protein utama yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini, yaitu human serum albumin (HSA), human interferon-alfa (IFN-a2), dan antibodi M12. Di dunia, penggunaan HSA mencapai 550 ton per tahun, termasuk yang terbesar, dan antara lain dipakai untuk pengobatan sirosis hati dan luka bakar. IFN-a2 digunakan sebagai antivirus dan banyak dipakai untuk pengobatan HIV/AIDS dan hepatitis. Sementara itu, antibodi M12 untuk mengenali antigen MUC-1 yang banyak terdapat pada permukaan sel kanker, seperti kanker payudara dan kanker hati. Dengan antibodi M12, sel kanker dapat didiagnosis lebih akurat dan dibunuh secara tepat.
Menurut Arief, yang baru dalam proyek penelitian ini adalah penggunaan kloroplas untuk mengekspresikan protein yang hendak diproduksi tersebut. Gen protein tidak dimasukkan ke genom inti sel, melainkan ke dalam genom kloroplas. Kloroplas adalah organel di dalam sel tanaman yang melakukan fotosintesis.
Keuntungan penggunaan kloroplas, menurut Arief, karena dapat melipatgandakan produksi. Warna hijau menunjukkan kandungan kloroplas yang tinggi. Itulah sebabnya, protein itu akan diproduksi di daun. “Jika dibandingkan dengan menggunakan genom inti sel, penggunaan kloroplas ini akan meningkatkan ekspresi protein lebih dari 10 kali,” kata Arief.
Selain itu, faktor keamanan lingkungan. Salah satu isu kekhawatiran terhadap tanaman transgenik adalah potensi terjadinya transfer gen antara tanaman transgenik dan tanaman serupa secara alamiah melalui perkawinan dengan bantuan angin atau serangga. Menurut Arief, tak seperti inti sel, kloroplas tidak terdapat pada sel-sel pembuahan. “Sehingga tidak mungkin gen protein tersebut bisa ditransfer,” dia menjelaskan.
Tanaman tembakau dipilih sebagai media untuk menghasilkan protein-protein obat itu karena masa tanamnya relatif singkat, sekitar enam bulan. Selain itu, tembakau memiliki biomassa yang tinggi dan penelitian tembakau transgenik sudah banyak tersedia.
Untuk proyek ini, digunakan teknologi tembakau transgenik yang dimiliki Fraunhofer. Namun, menurut Arief, tembakau Jerman berbeda dengan tembakau tropis. Itulah sebabnya, pihaknya sedang melakukan kultur jaringan transformasi gen terhadap sekitar 10 varietas tembakau lokal. Contoh varietas yang diteliti adalah Gobir dan Gewol dari Jawa, serta Deli dan Andeh Gadang dari Sumatera.
Satu varietas yang terbaik akan ditanam di lahan milik LIPI di Cibinong Science Center yang luasnya 160 hektare. Syaratnya, cocok dengan tanah Cibinong yang berupa dataran rendah, tumbuh dengan baik, artinya biomassa tinggi (daunnya lebar), struktur daunnya lembut untuk memudahkan penggilingan, dan komposisi senyawanya tidak kompleks.
Arief mentargetkan pada tahun ini sudah mulai penanaman tembakau transgenik itu di rumah kaca. Daunnya sudah dapat dipanen tiga bulan berikutnya. Setelah itu, dilakukan ekstraksi dan pemurnian protein. Jika itu berjalan lancar, akan dilanjutkan dengan penanaman di lahan terbuka dan skala produksi pada 2006. [*]
***
Menanam Protein di Daun Tembakau
Tim peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI di Cibinong, Jawa Barat, yang dipimpin Dr Arief Budi Witarto, bekerja sama dengan tim peneliti Fraunhofer Institute for Environmental Chemistry and Ecotoxicology dari Schmallenberg, Jerman, mengembangkan pertanian molekuler berupa tiga protein bahan baku obat, antibodi, dan antivirus, pada daun tembakau transgenik. Istimewanya, transformasi gen itu menggunakan kloroplas bukan inti sel sehingga dianggap lebih aman dan ramah lingkungan. Protein utama yang akan diproduksi itu adalah human serum albumin (HSA) untuk pengobatan sirosis hati, human interferon-alfa (IFN-a2) sebagai antivirus HIV/AIDS dan hepatitis, serta antibodi M12 untuk mengenali antigen MUC-1 yang banyak terdapat pada permukaan sel kanker payudara dan kanker hati.
Dengan teknologi rekombinan DNA (deoxyribonucleic acid pada 1973 yang memungkinkan memproduksi protein yang dikehendaki dalam jumlah besar. Penelitian ini semakin maju ketika ahli bioteknologi menemukan teknik perubahan asam amino penyusun suatu protein di situs yang diinginkan saja (site-directed mutagenesis) pada 1978.
Kloroplas: organel sel yang ditemukan di semua sel tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi melakukan fotosintesis. Kloroplas mengandung klorofil atau zat hijau daun. Bentuknya mirip dengan mitokondria, tapi hanya ditemukan pada sel tumbuhan.
Stroma: Cairan yang mengandung DNA sirkular dan ribosom.
Thylakoid: Bentuknya seperti cakram. Di dalamnya terdapat ruangan yang disebut lumen. Di permukaan thylakoid inilah terjadinya fotosintesis.
Granum: Tumpukan thylakoid.
Teknik pentransferan gen dapat menggunakan bakteri tanah dan bisa juga dengan alat penembak partikel (particle gunshot). [*]
sumber:http://witarto.wordpress.com/2008/01/16/meracik-obat-dari-daun-tembakau/

Efek Sugesti Multivitamin pada Perokok

http://assets.kompas.com/data/photo/2010/12/01/2147116620X310.jpg
 ilustrasi


Bahaya rokok terhadap kesehatan tampaknya sudah diketahui dengan baik oleh para pecandu rokok. Namun karena tidak kuasa menghentikan kebiasaan buruknya, mereka berdalih rutin mengonsumsi suplemen multivitamin akan menjaga kesehatan mereka.
"Perokok yang minum suplemen setiap hari sebenarnya hanya menyugesti diri sendiri bahwa mereka terlindungi dari risiko kanker dan penyakit lain," kata Wen-Bin Chiou, ketua peneliti dari National Sun Yat-Sen University, Taiwan.
Dalam penelitian yang dilakukan Chiou tidak terbukti suplemen multivitamin akan menghilangkan efek buruk rokok, malah dengan mengonsumsi suplemen dan yakin mereka sehat, frekuensi merokok menjadi meningkat.
Para peneliti membagi 154 orang pecandu rokok menjadi dua kelompok. Pada penelitian pertama, 74 perokok diberikan placebo. Separuh responden diinformasikan bahwa itu adalah pil gula, sementara sisanya diberi tahu mereka mendapat suplemen vitamin C.
Kemudian para perokok tersebut diminta mengisi catatan mengenai survei selama mereka diijinkan merokok. Mereka yang mendapat suplemen vitamin C merokok lebih banyak dibanding kelompok yang mendapat plasebo. Kelompok perokok yang mendapat vitamin C juga mengaku mereka merasa lebih baik.
Pada percobaan kedua, dilakukan pada 80 pecandu rokok yang juga dibagi menjadi dua kelompok. Pertama adalah mereka yang diberitahu mendapat multivitamin dan sisanya diberitahu hanya mendapat plasebo. Seperti pada eksperimen pertama, perokok yang mengira mereka mengonsumsi multivitamin merokok lebih banyak dibanding kelompok kontrol.
Lebih lanjut lagi, perokok yang diberi multivitamin tersebut merokok lebih sering terutama karena mereka percaya multivitamin akan meningkatkan kesehatan.
sumber::http://health.kompas.com/read/2011/08/05/13025757/Efek.Sugesti.Multivitamin.pada.Perokok

Bahaya Merokok pada Pagi Hari

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/03/19/1106208620X310.jpg
   Merokok pada pagi hari, apalagi ditemani secangkir kopi, sudah menjadi ritual yang sulit ditinggalkan. Namun, kebiasaan tersebut tampaknya perlu dihentikan karena merokok pada awal hari lebih berbahaya daripada merokok pada siang atau malam hari.

Penelitian menunjukkan, merokok setelah bangun tidur akan meningkatkan risiko terjadinya kanker paru, leher, dan kepala.

"Perokok pagi hari memiliki tingkat nikotin yang tinggi dan racun lain dari tembakau di tubuhnya. Mereka juga lebih kecanduan daripada perokok yang menahan diri untuk tidak merokok setengah jam atau lebih setelah bangun tidur," kata peneliti Joshua Muscat dari Penn State College of Medicine.

Untuk mengetahui mengapa ada perokok yang terkena kanker dan tidak, Muscat dan timnya meneliti adakah kaitan antara risiko kanker dengan kebiasaan mengisap rokok pertama pada pagi hari.

Penelitian pertama melibatkan 4.775 pasien kanker paru dan 2.835 perokok lain yang tidak memiliki kanker paru-paru. Mereka yang merokok 30 menit setelah bangun tidur berisiko 1,79 kali lebih tinggi menderita kanker paru-paru dibandingkan dengan mereka yang menunggu lebih dari 60 menit.

Sementara itu, orang-orang yang merokok 31-60 menit setelah bangun memiliki risiko 1,31 kali dibandingkan dengan mereka yang menunggu setidaknya satu jam.

Penelitian kedua melibatkan 1.055 orang dengan kanker otak dan leher serta 795 orang yang merokok tetapi tidak menderita kanker otak dan leher. Mereka yang merokok dalam waktu 30 menit saat bangun berisiko 1,59 kali menderita kanker otak dan leher dibandingkan dengan mereka yang menunggu satu jam.

Adapun risiko perokok yang merokok 31-60 menit setelah bangun 1,42 kali daripada mereka yang menunggu setidaknya satu jam.

Para peneliti mengatakan, temuan ini dapat membantu mengidentifikasi perokok yang berisiko sangat tinggi terhadap kanker paru-paru, otak, dan leher serta mendapat manfaat dari program penghentian merokok yang ditargetkan.

Kendati demikian, risiko menderita kanker tetap tinggi pada mereka yang masih meneruskan kebiasaan merokoknya tanpa melihat waktu. (M05-11)
sumber::http://health.kompas.com/read/2011/08/09/11045517/Bahaya.Merokok.pada.Pagi.Hari

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.
GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).
Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Menurut Menkessos, pertumbuhan yang sangat cepat ini membuat Indonesia diperkirakan akan mencapai rekor, terutama dengan berbagai masalah kesehatan yang cukup berat, di antaranya berkaitan dengan rokok. Sementara itu diakui Menkessos, larangan membatasi aktivitas merokok di tempat umum masih belum bisa dilakukan lebih tegas.
Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi diakui pula, law enforcement-nya belum ada sehingga belum memiliki kekuatan.
detikcomTingginya target penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai Rp 17 triliun pada anggaran 2001 dinilai telah menyebabkan pemerintah tidak konsisten menegakkan PP No.38/2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.
Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah maupun industri rokok.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama mencapai Rp 11 triliun.
BERHENTI MEROKOK
Beberapa alasan untuk berhenti merokok
1. Impotensi
Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days ereksi penis.
2. Wajah keriput
Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang diperlukan sel kulit Anda dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di sekitar wajah. Sehingga akan menyebabkan keriput.
3. Gigi berbercak dan nafas bau.
Partikel dari rokok sigaret dapat memberi bercak kuning hingga cokelat pada gigi Anda, dan ini juga akan memerangkap bakteri penghasil bau di mulut Anda. Kelainan gusi dan gigi tanggal juga lebih sering terjadi pada perokok.
4. Anda dan di sekitar’ menjadi bau.
Rokok sigaret memiliki bau yang tidak menyenangkan dan menempel pada segala sesuatu, dari kulit dan rambut Anda sampai pakaian dan barang-barang di sekitar Anda. Dan bau ini sama sekali bukan hal yang membangkitkan selera pasangan maupun teman-teman.
5. Tulang rapuh
Sejumlah penelitian menemukan hubungan antara merokok dengan osteoporosis pada pria dan wanita. Sebuah penelitian mengamati kasus patah tulang pinggul pada wanita lansia, dan menyimpulkan bahwa satu dari 8 kasus patah tulang itu disebabkan oleh kehilangan massa tulang yang disebabkan oleh merokok.
6. Depresi
Sebagian ilmuwan menganggap rokok mengandung zat yang mampu menyebabkan peningkatan mood. Zat inilah yang biasanya kandungannya berkurang saat seseorang menderita depresi. Itulah juga penyebabnya mengapa orang yang sedang stres atau depresi cenderung mencari ‘pelarian’ ke rokok.
7. Panutan yang buruk bagi anak.
Setiap hari, dliperkirakan 3000 anak di AS yang menjadi ketagihan merokok sigaret. Bila mereka terus merokok, 1000 diantaranya bisa dipastikan akan meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
8. Kebakaran
jika Anda ceroboh, saat merokok clan membuang puntung rokok yang masih menyala ke sembarang tempat dapat menyebabkan kebakaran.
9. Sirkulasi darah yang buruk
Sel darah merah telah dirancang dari sananya untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada perokok, molekul oksigen digantikan oleh komponen dari asap rokok, sehingga menghambat transportasi oksigen yang penting bagi kehidupan sel.
10. Terkesan bodoh
Jika perokok membela ketergantungannya, ada satu kebenaran yang tak mampu mereka pungkiri: Seperti kata slogan, rokok itu pembunuh. jadi, bila masih ada yang meneruskan kebiasaan itu, tentunya akan terlihat bodoh kan.
TIGA HAL UTAMA
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
ü Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
ü Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.
ü Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.
STRATEGI BERHENTI MEROKOK
Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:
1. Rencanakan waktu berhenti
Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin saja beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
2. Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati. Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter (tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.
3. Bantu diri anda sendiri
Dalam merencanakan dan menjaga keinginan anda untuk berhenti merokok, carilah informasi mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia ,Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri anda dengan informasi yang meyakinkan anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.
4. Kelompok pendukung
Entah anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah dukungan dari orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.
5. Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
6. Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.
Disarankan agar anda mencari bantuan saat anda berhenti merokok, baik itu berupa dukungan ataupun pengobatan.
7. Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda berhenti merokok.
8. Ajak Sahabat/Keluarga Anda
Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu mereka jika anda mengalami masa-masa yang sulit.
9. Terapi alternatif
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.
Untuk berhenti merokok, anda membutuhkan pendekatan personal. Apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu berhasil pada anda
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
Bila anda seorang perokok dan berencana ingin memiliki anak, berhentilah merokok sekarang juga! (Para ahli merekomendasikan setidaknya anda berhenti merokok sebulan sebelum terjadinya pembuahan). Berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk membantu menghilangkan kebiasaan merokok anda. Banyak sekali tehnik yang ditawarkan, carilah yang paling cocok untuk dilakukan.
Berikut ada 7 cara berhenti merokok yang kami anjurkan:
1. Bersihkan dan buang. Bersihkan dan buang semua rokok yang anda miliki.
2. Buat catatan dan peringatan. Tulis catatan seperti “Anda sekarang bukan perokok” dan tempelkan pada tempat-tempat yang sering anda kunjungi – di tempat tidur, atas meja dsb.
3. Lakukan terus-menerus. Tetaplah berhenti merokok pada hari yang telah anda tentukan untuk berbuat demikian. Jangan terputus-putus melakukannya.
4. Pusatkan perhatian pada pekerjaan sehari-hari untuk mengalihkan keinginan merokok.
5. Berpikir positif. Pikirkan diri anda sebagai seorang yang bukan perokok. Apabila ada tawaran merokok dari teman, katakan kepada teman anda itu dengan tegas “Saya tidak merokok”.
6. Mintalah dukungan dari keluarga, kawan dekat dan rekan sekerja untuk membantu anda membuang kebiasaan merokok ini.
7. Melawan keinginan untuk merokok:
* Mengalihkan perhatian ketika anda ingin merokok. Katakan pada diri anda “Nanti!!” dan lakukan hal-hal positif lainnya.
* Menarik nafas panjang. Tarik nafas panjang selama lima detik dan lepaskan perlahan-lahan.
* Minum air yang banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh atau cola.
* Sibukkan diri anda dengan aktivitas. Ini penting supaya anda tidak selalu terpikir untuk merokok. Aktivitas yang bisa dilakukan misalnya berkebun, membaca buku dsb.
* Melakukan olahraga sekurang-kurangnya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap sesi.
* Membasuh tangan atau mandi ketika anda ingin merokok.
* Kunyah sesuatu seperti permen karet, dsb.
* Berdoa semoga anda diberi kekuatan dan keinginan yang tetap untuk berhenti merokok
Pada awalnya berhenti merokok membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Jangan kaget bila ada tanda-tanda seperti mudah marah, sulit mengendalikan perasaan, kurang konsentrasi, gelisah, sulit tidur, batuk, penurunan denyut nadi, serta nafsu makan bertambah. Fase ini disebut fase withdrawal. Akan hilang sendiri setelah tiga sampai empat minggu.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah “tidak ada anggota keluarga yang merokok“. Sedangkan PHBS harus menjadi kewajiban saya dan para kader kesehatan untuk mensosialisasikannya.
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Followers